Pada akhir agustus tepatnya tanggal 25 hingga 1 September 2025 terjadi kejadian luar biasa yang mungkin menjadi sejarah baru di Indonesia.
Tepatnya kejadian demo di berbagai daerah, khususnya di daerah Jakarta yang dipadati para pendemo.
Namun sayangnya demo kali ini dipenuhi aksi anarkis serta provokasi dari penjahat yang tidak bertanggung jawab.
Orang dengan kepentingan alias orang yang mengambil keuntungan dari demo ini menjadikan aksi kali ini sebagai kesempatan besar untuk mendapatkan yang "mereka" inginkan.
Demonstrasi kali ini dipicu ketika kenaikan tunjangan untuk anggota DPR.
Selain itu ucapan-ucapan nyeleneh dan provokasi dari anggota DPR mengakibatkan kemarahan pada rakyat.
Ketika sidang MPR kenaikan tunjangan DPR ini sebagian besar anggota DPR berjoget ria ketika rapat selesai dan ditutup dengan penampilan orkestra dari unhan yang menampilkan lagu Maumere.
Tentu hal ini membuat rakyat marah mengingat kinerja DPR yang sangat buruk tapi mendapatkan kenaikan tunjangan yang sangat besar.
Ditambah wakil DPR yakni Adies Kadir (Golkar) yang memberikan klarifikasi perhitungan yang sangat ngaco, ngelantur dan di luar nalar.
Kemarahan rakyat akhirnya memuncak barulah terjadi demo besar-besaran.
Namun demo ini ditunggangi oleh sekelompok yang menginginkan keuntungan dari hasil demo ini, entah itu jabatan atau kekayaan.
Menurut Feri Irwandi yang dikutip dari instagramnya (@irwandiferry) bahwa dibalik pelaku provokasi dan kerusuhan ditunggangi oleh akun-akun berikut.
Jika kita telusuri riwayat akun twitter/X mereka ini satu komando, yakni mengerucut kepada timses mantan presiden ke-7.
Entah apakah mereka dibayar untuk menciptakan kerusuhan dari kubu lain atau dari kubu yang sama.
Namun dibalik kerusuhan tersebut ada fakta menarik lainnya.
Apakah itu?
Yap betul, semua komentar di semua sosial media entah itu Youtube, Facebook, X, Instagram, Tiktok dan lain sebagainya memiliki template yang sama, yaitu mengajak kerusuhan dan perpecahan.
Sebelum terjadi demo ini, hampir di semua sosial media terdapat komentar judol, terutama di livestreaming.
Jika kalian menonton MPL di Youtube atau Tiktok tentu komentar judol selalu tampil dan spam di layar kaca kita.
Jika kalian menonton konten youtube yang baru diupload kalian pasti melihat minimal satu komentar yang mempromosikan judol.
Namun setelah kerusuhan apa yang terjadi?
Komentar tersebut hilang 99% coy.
Komentar yang promosi judol hampir menghilang semua, yang muncul hanyalah komentar yang mengajak agar terjadi kerusuhan di Indonesia.
Bahkan di akun Tiktok atau Youtube kecil pun yang sedikit viewsnya selalu nampil komentar provokasi ini, entah mengajak kumpul di titik A, atau jarah rumah anggota DPR A alamatnya di A.
Pokoknya fokus mereka itu menciptakan kerusuhan.
Dalam skala besar seperti itu siapakah yang bisa mengendalikan mereka?
Apakah orang/kelompok yang menyewa "Buzzer" untuk mempromosikan judol dan komentar provokasi ini adalah orang yang sama?
Buzzer merupakan orang sewaan untuk menyebarkan dan mendoktrin orang-orang sesuai order orang yang menyewa.
Orang yang menyewa ini bisa per orangan, kelompok, atau bahkan sekelas pemerintah pun memakai buzzer.
Kemanakah komentar-komentar judol ini?
Kenapa bisa hilang dan diganti dengan komentar provokasi dalam waktu yang sama dan serentak?
Apakah polisi berhasil memberantas judol seperti ketika mereka memblokir live di tiktok dan Youtube khusus region Indonesia?
Dan jangan sampai kalian tertipu dengan Judol.
Judol itu penipuan bukan perjudian.
Bahkan perjudian seperti di kasino pun itu bukan murni perjudian, tapi mesin tersebut dimodifikasi agar kalah terus.
Judol itu sistem yang dirancang agar pemain bisa kecanduan dan mengalami kerugian.
Tidak akan pernah orang bisa kaya dari judol, kecuali dia bandarnya.
Orang yang ngomong sukses dari main judol maka dia sudah bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang bandar judol.





Post a Comment
🚫 PERHATIAN ! 🚫
Dimohon untuk TIDAK berkomentar yang mengandung hinaan, caci maki, memperdebatkan hal yang tidak penting, dan promosi barang/hal yang dilarang oleh hukum agama dan hukum negara!